Minggu, 18 April 2010

Di Balik Kain Yang Menjulur Itu


Di balik kain panjang menjulur itu,

ia hanyalah seorang biasa yang tidak beda dengan wanita lainnya,

memiliki sifat buruk dan banyak kekurangan.


Dengan mengharapkan rahmat dan taufik Allah ta'ala,

insya Allah mau mengikuti kebenaran.


Jangan ributkan kain panjang yang hampir menutupi seluruh tubuhnya,

itu hanyalah pakaian yang dapat lebih menjaga kehormatannya.

Setiap manusia tercipta memiliki sifat dan watak yang berbeda.


Dibalik kain yang menjulur itu,

ia bukanlah sosok wanita sempurna,

jauh dari sebuah kesempurnaan.

Ia memiliki sifat yang buruk yang tidak lebih baik dari wanita lainnya,

Ia juga memiliki banyak kekurangan yang lebih banyak dari wanita lainnya.



Namun,

di saat kebaikan dan kebenaran itu datang padanya,

ia pun akan berusaha mengikuti kebaikan itu,

belajar dan mau menerima nasehat yang layakya obat pahit,

yg dari pahitnya itu akan menyembuhkan penyakit.

Mau mengikuti kebenaran dengan tidak mengulangi kesalahan.

Berilah ia waktu dan kesempatan.

Inilah saat dimana ia dapat menjadi lebih baik lagi dari waktu ke waktu.

Menjadi lebih baik di dunia terlebih akhirat.


Hargailah,

Jangan remehkan keputusan yang ia ambil.

Sungguh,

keputusan itu bukanlah hal yang mudah dijalani tanpa dukungan & keistiqomahan.

Jangan pojokkan ia disaat ia salah dengan caranya,

Berilemah lembutlah dalam bernasehat,

Kemudian ajaklah berdiskusi.


Jangan hina bahkan janganlah caci ia dengan segala keburukannya.

Keburukannya akan menjadikan ia lebih baik lagi.

Beritahu dan tegurlah,

jangan salahkan ketidakpantasan kain yang menjulur ditubuhnya.

ia hanya seorang wanita biasa tidak lebih baik dan suci dari yang lainnya.


Tidaklah ini sesuatu yang berlebihan,

Sungguh ini hanyalah sebentuk usaha,

Kuantitas hidup dan kualitas hidup dirinya.

Mengamalkan ilmu sebelum ia membagikannya.

Yang kelak sedikit apapun ilmu yang ia dapat akan dipertanggung jawabkan.


Sekali lagi,

Kain panjang yang menjulur di tubuhnya,

semata-mata itu hanyalah cara ia menjaga dirinya,

melindungi dan menghargai dirinya,

sebagai seorang wanita.


Tidak lebih,

dan semoga Allah menjaukannya dari sifat riya.


Doakan dan berilah dukungan.

Bantulah ia dalam menjalankan perintah agamanya.

Menempuh jalan yang benar itu tidak mulus,

Akan menemukan lebih banyak ritangannya.

Banyak kerikil dan batuan-batuan besar.


Sertailah ia selalu dalam doamu,

Agar di ridhoai untuk tetap berada di jalan yang benar.



~Najwa Az Zahrah~

Cukuplah Allah Bagiku

Ruang Dinda 02:15

*sepinya malam


4 komentar:

  1. hmmm sangat menyentuh sekali ukhti, great poem!!!! ^_^

    BalasHapus
  2. *senyum.
    semoga bermanfaat dan jd motivasi bagi kita yang ingin ingin meraih ridho Nya..cukuplah Allah bagi kita...

    BalasHapus
  3. Terasa sekali tulisan dari hati.
    Banyak-banyak berdoa.

    Wahai Wanita;
    Sebelum pernikahanmu datang;
    Suamimu menunggumu;
    Dengan harapan kau adalah wanita dengan harga diri yang tidak ternilai..

    Wahai Wanita,
    Kau wanita yang tersembunyi,
    Hanya suamimu yang dapat melihatmu..

    Wahai Wanita
    Kau wanita yang mulia
    Hanya suamimu yang dapat menikmati kemuliaanmu itu..

    BalasHapus
  4. Subhanallah
    Ukhti .. ana sampai meneteskan air mata baca tulisan ini. Ana ikut merasakan apa yang anti tuliskan. Tidak jauh berbeda dgn keadaan ana, terus berjuang ukh, saling mendoakan, meski harus bercucuran air mata karena keluarga mengasingkan kita.
    semangat ukhti. Semoga Allah mberikan hidayah kepada keluarga dan orang-orang yang kita sayangi.
    Jazakillahu khairan ukhti.

    BalasHapus