Minggu, 11 April 2010

Krisis Kritis Menikmati Media


Kritis..kritis...

bukan cuma mahasiswa aja yang dituntut kritis, tapi semua kita dituntut kritis dalam berbagai hal. Jangan terima semua itu mentah-mentah, disaring dulu, istilah skripsinya filter, hehe.. (demam skripsi).

Tentang kritis dan mengkritisi, saya cm pengen membahas kritis terhadap "media" yang mempunyai pengaruh besar terhadap khalayak, masyarakat sebagai konsumen media massa.

Sedih rasanya saat melihat iklan-iklan dan tayangan-tayangan tidak bertanggung jawab yang ditampilkan media. Baik itu televisi, majalah, radio, film dan lainnya. Semua tidak lepas adanya kepentingan dan meraih keuntungan.


Tapi sadarkah kita kalau kita sebagai masyarakat hanya sebagai sasaran tipu daya kepentingan pihak-pihak tertentu. Ya, saya berani berkata begitu karena pengaruh media ini sangat besar terhadap masyarakat kita. SANGAT BESAR. Dan saya sebut itu semua tipu daya tak bertanggung jawab.

Disini tidak menyalahkan siapa dan bukan untuk mencari siapa yang benar dan salah, hanya saja ada kesediahan di hati ketika melihat orang-orang yang saya sayangi terkena tipu daya itu dan mengejar semua yang ditampilkan media.


Media dan masyarakat saling membutuhkan, kalau saja media menampilkan sesuatu yang bertanggung jawab tentunya masyarakat yang tercipta pun tidak terlepas dari apa yang dibentuk media.

Media menampilkan budaya barat, lihat dampaknya remaja dan penerus bangsa ini, seperti apa mereka? budaya apa yang mereka terapkan? baratkah? timurkah?

Miris melihat majalah remaja dan majalah dewasa saat ini, melihat pakaian trend mode saat ini, iklan-iklan yang memperjual belikan tubuh dan kemolekan wanita, tayangan sinetron yang tidak mendidik, infotainment tayangan sampah yang menjual aib selebritis, dan tanpa kita sadari kita hanyalah korban dari media.

Dari sinilah kita dituntut kritis, bukan mahasiswa aja yang dituntut kritis, tapi semua penikmat media. Ibu-ibu yang bisa lupa waktu dengan sinetron dan gosip selebritis, anak muda dengan acara musik dan reality show nya, anak-anak dengan kartun-kartun kekerasannya dan lain-lain.

Bukan hanya itu, termasuk berita, berita yang disampaikan akan membuta persepsi baik atau buruk terhadap pemberitaan yang disajikan, tapi tanpa disadari cara penyampaian berita itu berbeda-beda setiap media san stasiun televisi, yang apabila tidak disikapi dengan kritis yang ada kita masuk ke idealisme media tersebut. Sehingga yang diberitakan satu media kita terima dengan feedback dari sudut pandang media yg kita gunakan tadi, apakah kita pernah berfikir masing-masing media itu ounya kepentingan dan ideologi dalam menyajikan informasi, coba kritis lah. Seperti berita teroris, bagaimana stasiun televisi yang satu menyajikan berita tersebut, dan bagaimana penyajian stasiun televisi lainnnya, pasti berbeda. Dan efek dari penerimaan mentah-mentah itu masyarakat memukul rata tentang sosok teroris itu. Sadarkah kita bahwa itu semua dibentuk oleh MEDIA.

Sungguh sedih sekali melihat budaya timur yang semakin luntur hanya karena ulah media yang tidak bertanggung jawab, hanya sekedar mengambil keuntungan materi tanpa memikirkan efek dari apa yang disuguhkan. Bukan kah itu tidak bertanggung jawab ??

Ya itu lah media..

Sekarang tidaklah mungkin kita mengubah dan mengoreksi media yang begitu luasnya. Gak mungkin kita menuntut satu persatu sutradara, produser, dan orang-orang dibalik layar. Jadi kitalah sebagai masyarakat dituntut kritis. Tayangan sampah aja memiliki rating paling tinggi, kenapa bisa? Itulah ulah media berhasil membuat sosok-sosok selebritis itu seperti suatu kebutuhan bagi masyarakat, padahal apalah untungnya? Masyarakat hanya penikmat, dan yang untung adalah artisnya semakin naik daun, dan infotainment yang bersangkutan memiliki rating tinggi.

Lalu apa untungnya bagi kita sebagai khalayak yang menerima, menonton, yang membuiat rating itu tinggi dan artis naik daun??? hhehehe...gak ada untungnya..udah bayar listrik buat nonton tv, kenal juga gak dengan artisnya, duitnya juga buat mereka..hehe..


Kalau dibilang lucu, ya lucu bagi mereka yang tidak kritis.. Jangan hanya tertawa..tapi berpikir ulanglah dalam menikmati media, ini hanya sebagian kecil dari efek media yang sangaaaaat banyaaak kita lihat. Masyarakat yang terbentuk saat ini juga tidak sedikit adalah korban media..

to be continued...


~Najwa Az Zahrah~
Kritis terhadap media, menyedihkan..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar